Bali Saat Jaman Belanda |
Sebelum hotel-hotel menyesaki Nusa Dua. Sebelum bule-bule bersinglet bintang ramai berlalu lalang di Pantai Kuta. Sebelum sawah-sawah digadaikan demi infrastruktur pariwisata. Sebelum modernitas menguasai hidup masyarakatnya. Bali di masa lampau selalu dirindukan keberadaanya. Baik lantaran eksotika budayanya yang masih ‘perawan’, sejarah yang mengusik rasa ingin tahu sekaligus kisah kelam masa lalunya yang kembali ingin dikenang. Apapun itu, Bali tempo dulu selalu menjadi subjek menarik untuk dipelajari.
Meski beberapa tulisan ini memiliki isu yang berbeda, namun isinya tetap sama mendeskripsikan pesona Bali baik yang berkaitan dengan alamnya maupun kehidupan sosial budaya masyarakatnya. Terutama pada bagian pertengahan yang rata-rata cenderung turisme atau menuangkan kekaguman penulis terhadap pesona alam dan budaya Bali.
Bali tempo dulu, saat-saat pendaratan pertama bangsa Belanda pada 1597 hingga perkembangan turisme di Bali sekitar tahun 1990-an pun didokumentasikan. Temukan kisah H.A. Van Den Broek, seorang anggota militer pasca Pemerintahan Negeri Hindia Belanda yang menuangkan rasa kekecewaannya saat melakukan pertemuan dengan para raja di Bali. Ada pula seorang pendeta dari VOC, Francois Valentijn yang menjabarkan kegelisahannya terhadap perdagangan budak dan sodomi di Bali dulu. Salah satu lagi utusan Belanda bernama Pierre Dubois juga turut menceritakan pengalaman mencekamnya saat menyaksikan prosesi Ngaben Bali tempo dulu.
Tragedi alam dari letusan hebat Gunung Agung yang menelan 1500 korban jiwa di masanya itu juga dinarasikan begitu brilian melalui pengalaman Anna Mathews. Seorang priyayi dari Jogja bernama Ada pula cerita ringan dari Raden Sastrawijaya yang berkesempatan menjadi seorang turis di bali pada pertengahan abad ke-19. Element heroik juga muncul pada karya K’tut Tantri yang mengambil setting pendudukan Jepang serta H.H Van Kol tentang Perang Puputan. Salah satu yang menarik tentu tulisan seorang cendikiawan Bali, Nyoman S. Pendet yang memaparkan penuh sahaja tentang pengamatannya terhadap Bali dari berbagai perspektif.
(sumber : priatanpasayap.wordpress.com)
0 comments:
Post a Comment